CodyMaxx.com, Surabaya – Museum Pendidikan di Jalan Genteng Kali menjadi ruang transformatif bagi para musisi jalanan Surabaya pada Kamis, (30/5/2025).
Melalui program berbasis Creating Shared Value (CSV), mahasiswa Magister Manajemen E2M Universitas Airlangga menyelenggarakan pelatihan digitalisasi bagi para pengamen kota.
Program ini bukan hanya bentuk empati sosial, tetapi sebuah upaya konkret untuk mengintegrasikan kelompok marjinal ke dalam ekosistem digital yang inklusif dan produktif.
Kegiatan ini menegaskan bahwa akses terhadap teknologi dan ekonomi digital tidak boleh terbatas pada korporasi besar atau pelaku usaha formal.
Para musisi jalanan yang selama ini mengandalkan ruang-ruang publik sebagai panggung mereka, kini diberi peluang untuk menjangkau audiens yang lebih luas melalui platform daring dan konten kreatif.
Inisiatif tersebut dikawal langsung oleh jajaran akademisi Universitas Airlangga, termasuk Prof. Dr. Gancar C. Premananto, S.E., M.Si., selaku Head of Management. Dalam arahannya,
Prof. Gancar menegaskan bahwa proyek ini dirancang sebagai tantangan nyata bagi mahasiswa untuk menyalurkan ilmu dan keahlian secara langsung kepada masyarakat.
“Kegiatan hari ini adalah bentuk dari keinginan kami agar mahasiswa tidak hanya berkutat pada studi akademik, tetapi juga mampu menghadirkan solusi nyata. Subjek yang dipilih pun tidak biasa, yaitu pengamen jalanan, yang selama ini kerap terabaikan dalam peta pengembangan masyarakat,” jelas Prof. Gancar.
Dalam pelatihan ini, para musisi tidak hanya dikenalkan pada alat digital, tetapi juga dibekali keterampilan membangun konten live streaming yang menarik, adaptif, dan memiliki daya saing di ruang digital.
Melalui pendekatan ini, mereka diarahkan untuk berpindah dari hanya mengandalkan koin dan recehan, menuju penghasilan yang lebih berkelanjutan melalui kanal digital.
Prof. Gancar menekankan bahwa tantangan terbesar dalam era digital bukan terletak pada perangkat, melainkan pada diferensiasi dan kreativitas konten.
“Isunya bukan sekadar alat, tetapi bagaimana menciptakan keunikan dan nilai tambah. Dunia digital menuntut pembeda, dan itulah yang coba kita dorong dalam pelatihan ini,” ujarnya.